Besok kamu ulang tahun dan hari ini tepat 7 hari
sepeninggalmu. Tak bisa kujelaskan betapa kelabunya hatiku. Perasaan yang sukar
untuk dijabarkan. Yang siapapun tak bisa memaknainya. Karna hati tak tersentuh
oleh apapun, tak terjamah dan tak terlihat, tetapi hanya bisa dirasakan. Kamu,
aku tak menyangka kamu pergi secepat ini. Pergi meninggalkanku sendirian
menghadapi kerasnya kehidupan. Mengapa kamu pergi duluan? Mengapa kamu tak
mengajakku menemui Tuhan?. Sayang, aku belum sempat membuatmu bahagia
seutuhnya. Selama ini aku terlalu banyak
membuatmu menangis. Iya, menangisiku.
Bunga sayang, maafkan aku waktu itu aku tak menemanimu
membeli mie ayam diwarung langgananmu. Andai saja aku tak egois sibuk dengan
urusanku, semua tak akan seperti ini. Andai saja aku menemanimu, mungkin
kecelakaan itu tak terjadi atau akan terjadi tapi kita mati bersama !. aku
menyesal Bunga, kamu pergi disaat kamu sedang kecewa denganku. Masih ku ingat
sms terakhirmu waktu itu;
“Yaudah
kalo gak bisa nemenin, aku bisa pergi
sendiri :’) , sayang semangat yaaa :D”
Sekarang, seandainya saja
aku bisa minta jemput dengan kamu kesana, apa kamu mau?
Bunga sayang, masih teringat jelas indah sinar bola
matamu yang kecoklatan dihiasi dengan bulu mata yang lentik. Tatapanmu hangat
mendamaikan hati. Salahnya kenapa aku baru menyadari ini setelah kepergianmu,
Bunga. Segala bentuk penyesalan membabi buta dan meraung dibelantara jiwaku.
Bunga kekasihku, masih bisa kurasakan saat kepalamu
bersandar dipundakku, lalu kubelai rambutmu yang ikal dan panjang. Kamu tersenyum
nakal dengan bibirmu yang merah. Aku rindu saat- saat seperti itu, saat masih
bersamamu. Saat masih bisa kurasakan hembus nafasmu, saat masih bisa mendengar
bisikmu, “aku mencintaimu, Rio”. Aku mengecup
keningmu sampai kamu terpejam sendiri sambil menarik nafas dalam-dalam. Dan sekarang,
masih bisa kucium aroma khasmu, Bunga. Aku merindukanmu, sungguh !
Rasa tak percaya akan kepergianmu masih mengitari otak
dan peredaran darahku. Setiap detik kamu selalu berotasi dalam pikiranku. Sumpah,
aku menyesal telah banyak membuatmu kecewa dan menangisiku. Sumpah, aku tak
mampu berdiri saat melihat kamu benar-benar terbaring kaku dengan mata yang tak
terbuka lagi. Dimana mata indah itu?. Kamu tidur untuk selamanya.
Bunga, untung masih kusimpan rekaman suaramu sekitar
sebulan yang lalu. Kamu menyanyikanku untuk aku tidur. Katamu agar agar aku
bisa mendengar suaramu kapanpun aku mau.
Tidurlah.. selamat malam
Lupakan sajalah aku
Mimpilah dalam tidurmu
Bersama bintang…
(Drive - bersama bintang)
(Drive - bersama bintang)
Aku baru tau ternyata
kamu mahir menyanyi sayang. Aku harap kamu terus datang kemimpiku ya, seperti
malam-malam kemarin. Kamu pernah bilang kamu selalu merindukanku setiap saat. Lalu
apa sekarang kamu merindukanku? Jemputlah aku…
Bunga sayang, mungkin percuma aku menyesalinya sekarang. Keterlambatanku,
kebodohanku terlalu menyepelekan perhatianmu setiap hari. Tak ada wanita sebaik
kamu, Bunga. Tak ada yang sesabar kamu. Terus terang aku dihantui rasa bersalah
karena selalu mengabaikan perhatian dan support darimu. Aku kira aku tak butuh
itu semua. Tapi nyatanya aku lemah tak bersemangat tanpa supportmu. Ternyata aku
membutuhkan perhatian itu. Ternyata aku merindukan telepon dan sms-sms mu yang
dulu kuanggap sepele. Aku begitu bukan berarti aku tak mencintaimu, Bunga.
Ini, Bunga terakhir untukmu Bunga. Yang kupersembahkan
kepada yang terindah sebagai satu tanda cinta untukmu, seperti lagu. Aku menatap
nanar nisan didepanku yang bertuliskan Bunga Tirani, meninggal 7 hari yang
lalu. Semoga kamu tenang disana. Aku selalu mengirimimu do’a lima kali sehari, merengkuhmu
hanya dalam do’a.
Besok kamu ulang tahun.
Ini ada hadiah, sebuah bunga untukmu, Bunga.
Selamat ulang tahun.