Wednesday, April 13, 2016

Hobby Hand Lettering dan Typography bikin lupa waktu

Haloo aku lama  banget yah gak posting disini hehe.. aku jarang punya waktu sih buat ngetik haha. Aku sibuk kerja, trus kadang nyalurin hobby seni dengan hand lettering dan typography.. kayak anak anak master di Sosial Media itu loh.. yang biasa kita temukan di Instagram. Biasanya ada foto karya mereka dengan media pensil, pulpen, spidol, dan berbagai macam jenis alat tulis yang keren-keren dengan harga dari yang murah sampai harga yang fantastis!!. Kadang ngiri aja gitu pas lihat karya para master hand lettering. Pengen nguasain semua jenisnya. Blackletter, gothic, calligraphy, brush type dan ada masih banyak lagi jenis-jenisnya yang aku masih sangat kurang tahu ilmunya. Aku pengen belajar dan belajar lagi. Sekalian uji kesabaran hehehe.. sebab buatnya gak asal asalan namun ada yang perhitungkan dan di ukur baris antara satu huruf ke huruf satunya, samping kiri kanan atas dan juga bawah. Menghabiskan waktu duduk berjam-jam dengan seni menulis ini memang bikin ketagihan dan bisa lupa makan dan mandi hahaha.. ini nih beberapa hasil karya aku yang masih amatiran dan jauh banget dari kata wow! Maklum masih belajar hehe








Ini deh corat coret aku hehe masih belum fokus dan konsisten hhuuu
oiya, jangan lupa follw Instagram aku ya @puputadetri
Harus banyak belajar banyak lagi puput J

Tuesday, August 13, 2013

mama

Tria membelai lembut rambut panjang kekasihnya, Maya.
“Aku udah ngerasa nyaman sama kamu. Jangan tinggalin aku,” kata Tria masih membelai rambut Maya.
“Iya sama, aku juga begitu. Aku gak akan ninggalin kamu kok. Aku udah nemuin yang selama ini aku cari,” sahut Maya menatap mata Tria.
“Iya sayang, semoga kita bisa sama-sama ya”
“Amiiin”
Tria mengecup kening Maya. Lalu menyentil hidung Maya yang mancung.
Seolah keduanya tak ingin mengakhiri indahnya malam itu. Tak mereka perdulikan orang-orang yang lalu lalang, yang diam-diam memperhatikan kemesraan mereka.
***
“Sayang, aku tidur dulu ya. Capek habis latihan basket”
“Iya sayang. Selamat istirahat yaaa”
“love you”
“love you too”
*Percakapan mereka lewat telepon*
Maya kembali mengetik tulisannya. Maklum, dia hobi menulis karya fiksi. Berjam-jam dilaluinya hanya bertatap dengan laptop. Seperti kecanduan mengetik. Telepon berdering, dari Tria.
“Sayang, aku dirumah sakit”
“hah? Kenapa? Siapa yang sakit,” Tanya Maya panik
“Mama. Mama sakit,” suara Tria melemah.
“Iya, kamu jagain mama ya. Semoga cepat sembuh”
Iya makasih sayang.”
Maya bingung, mau menjenguk atau tidak. Selama ini dia belum pernah dikenalkan oleh Tria dengan keluarganya. Jadi sementara ini Maya hanya membantu lewat do’a.
-----

            Maya menyantap ayam goreng pesanannya bersama sahabatnya. Sangat tampak lesu.
“Aulia, aku sedih….. mamanya Tria sakit,” ujar Maya dengan wajah lesu.
“Kamu jengukin dong”
“ Iya, tapi aku belum kenal keluarganya. Aku takut mereka gak setuju sama aku. Aku sama sekali gak pernah ketemu mamanya”
“aduuuh gimana ya, yaudah kamu coba aja dulu”
“tapi aku takut. Kamu tau kan permasalahan kami yang rumit”
“iya juga sih. Ya udah kamu bantu do’a buat mamanya aja”
“itu udah pasti Au. Kok aku jadi takut gak sempet ketemu mamanya lagi ya”
“hush, jangan ngomong gitu”
Mereka kembali menikmati hidangan yang sudah lama mereka tunggu dari tadi. Tapi Maya masih tampak lemas.
Hpnya berdering lagi, sms dari Tria.
“sayang, mama koma L
“astaga L kamu tetap jagain mama ya”
“iya, ini aku sama kakak kok jagain mama”
Maya semakin khawatir. Ketakutan semakin membelenggunya. Takut tak sempat bertemu mama Tria. Tapi fikiran itu ia buang jauh-jauh. Mamanya sudah koma, dan takut akan titik.
-----

“gimana keadaan mama? Udah baikan”
“iya, tadi udah sadar. Aku jadi lega”
“syukurlah. Maaf ya aku gak ada jengukin mama kamu”
“iya gakpapa, aku ngerti kok sayang”
Tria mengecup kening Maya lagi. menenangkan hati kekasihnya. Maya menggenggam erat jemari Tria. Seolah tak ingin melepaskan pelukan itu.
“sayang, jangan sedih ya. Kamu terus do’ain mama, aku juga bantuin lewat do’a”
“iya sayang, pasti” masih mendekap Maya. Tria merasa ada ketenangan jika dekat dengan Maya. Sungguh, dia takut kehilangan Maya.
“itu, hpmu. Angkat teleponnya. Siapa tau penting”
“ahh” sahut Tria tak memperdulikan hpnya yang berdering.
Malam itu terasa singkat. Padahal sudah 3 jam mereka duduk bersama. Tapi mau tidak mau Tria harus pulang. Menemani mamanya lagi dirumah sakit. Maya menatap mata Tria yang sayu. Mungkin kurang istirahat. Ditariknya lagi tangan Tria. Seolah ingin ikut dan terus bersama.

            Tria sudah pulang. Ketakutan kembali menghantui Maya. Masuk kembali kerumah. Pikirannya kacau balau. Berbaring diperaduannya lalu membuka ponselnya. Terkejut bukan kepalang banyak sms dari temannya. Menanyakan sesuatu yang rasannya tidak mungkin.
“Maya, mama Tria meninggal ya?”
What? Apa benar? Sedangkan Dia baru saja duduk dengan anaknya. Jangan-jangan telepon yang tidak diangkat tadi adalah kabar duka. Astaga.. maya masih tak percaya. Ucapannya ternyata benar, Dia tak sempat bertemu mama kekasihnya. Masih tak percaya, tanpa babibu langsung menelpon Tria.
“sayang, apa bener mama….”
“iya. Mama meninggal”
“sayang tabah ya, yang kuat”
“iya iya”
“yaudah kamu siapin aja semuanya ya” ***

Malam itu membuat Maya tak bisa tidur nyenyak. Mama kekasihnya meninggal saat dia sedang bersama kekasihnya. Merasa bersalah kenapa selalu menahan Tria untuk pulang.

            Menjelang pagi, Maya masih kacau. Rasa tak percaya masih menyelimutinya. Maya juga bingung hari ini melayat atau tidak. Dia sama sekali tak mengenal keluarga Tria. Berjam-jam Maya masih menimbang-nimbang itu semua. Dan akhirnya memutuskan untuk melayat, demi untuk melihat jasad mama Tria.
Astaga, motor dipakai adiknya keluar. Membuat hati semakin kalang kabut. Ini sudah jam berapa?
Sms semua teman untuk membantu, tapi tak ada hasil. Ada yang tak aktif, ada yang sibuk, ada yang sakit dan lain-lain.  Maya sempat menyerah. Hanya saja Ia berusaha menahan airmatanya.
Hari sudah siang. Adiknya belum pulang juga.
“mungkin aku gak di ijinin untuk ketemu mamanya” benak Maya memutuskan asa.
Terdengar suara motor miliknya, nah adik pasti datang! Akhirnya…….
Secepat kilat Maya keluar tanpa peduli berapa km dia mengemudi motor. Yang penting bisa menyempatkan untuk melihat almarhumah. Semoga…

            Tampak kerabat sudah memenuhi rumah duka. Suasana terasa hikmat. Tria menghampiri, menyuruh duduk disampingnya.
“mau lihat mama? Ayo masuk?,” ajak Tria
“emm, tapi…”
“yuk masuk. Kamu belum pernah ketemu mama kan. Kapan lagi?”
Maya membuntuti Tria masuk kedalam rumah.
Sebuah peti ada di tengah-tengah rumah. Didalamnya seorang wanita berbaju pengantin warna putih. Wajahnya sudah berhias layaknya seorang mempelai wanita. Ada mahkota kecil dikepalanya. Cantik!
“inikah mama kekasihku. Sayang sekali, aku belum pernah mendengar suaranya. Ini saja bertemu yang pertama dan terakhir kalinya,” benak Maya.
“kamu mau pegang mama?,” kata Tria seraya membuka kain putih transparan diatas peti. Lalu membelai wajah mamanya.
“gak. Gak berani”

Bertemu, untuk yang pertama dan terakhir kalinya.
Mama, semoga tenang disana.


Tuesday, July 30, 2013

Bunga Untuk Bunga

            Besok kamu ulang tahun dan hari ini tepat 7 hari sepeninggalmu. Tak bisa kujelaskan betapa kelabunya hatiku. Perasaan yang sukar untuk dijabarkan. Yang siapapun tak bisa memaknainya. Karna hati tak tersentuh oleh apapun, tak terjamah dan tak terlihat, tetapi hanya bisa dirasakan. Kamu, aku tak menyangka kamu pergi secepat ini. Pergi meninggalkanku sendirian menghadapi kerasnya kehidupan. Mengapa kamu pergi duluan? Mengapa kamu tak mengajakku menemui Tuhan?. Sayang, aku belum sempat membuatmu bahagia seutuhnya. Selama ini aku terlalu  banyak membuatmu menangis. Iya, menangisiku.

            Bunga sayang, maafkan aku waktu itu aku tak menemanimu membeli mie ayam diwarung langgananmu. Andai saja aku tak egois sibuk dengan urusanku, semua tak akan seperti ini. Andai saja aku menemanimu, mungkin kecelakaan itu tak terjadi atau akan terjadi tapi kita mati bersama !. aku menyesal Bunga, kamu pergi disaat kamu sedang kecewa denganku. Masih ku ingat sms terakhirmu waktu itu;
“Yaudah kalo gak bisa nemenin, aku bisa pergi sendiri :’) , sayang semangat yaaa :D”
Sekarang, seandainya saja aku bisa minta jemput dengan kamu kesana, apa kamu mau?

            Bunga sayang, masih teringat jelas indah sinar bola matamu yang kecoklatan dihiasi dengan bulu mata yang lentik. Tatapanmu hangat mendamaikan hati. Salahnya kenapa aku baru menyadari ini setelah kepergianmu, Bunga. Segala bentuk penyesalan membabi buta dan meraung dibelantara jiwaku.

            Bunga kekasihku, masih bisa kurasakan saat kepalamu bersandar dipundakku, lalu kubelai rambutmu yang ikal dan panjang. Kamu tersenyum nakal dengan bibirmu yang merah. Aku rindu saat- saat seperti itu, saat masih bersamamu. Saat masih bisa kurasakan hembus nafasmu, saat masih bisa mendengar bisikmu, “aku mencintaimu, Rio”. Aku mengecup keningmu sampai kamu terpejam sendiri sambil menarik nafas dalam-dalam. Dan sekarang, masih bisa kucium aroma khasmu, Bunga. Aku merindukanmu, sungguh !

            Rasa tak percaya akan kepergianmu masih mengitari otak dan peredaran darahku. Setiap detik kamu selalu berotasi dalam pikiranku. Sumpah, aku menyesal telah banyak membuatmu kecewa dan menangisiku. Sumpah, aku tak mampu berdiri saat melihat kamu benar-benar terbaring kaku dengan mata yang tak terbuka lagi. Dimana mata indah itu?. Kamu tidur untuk selamanya.

            Bunga, untung masih kusimpan rekaman suaramu sekitar sebulan yang lalu. Kamu menyanyikanku untuk aku tidur. Katamu agar agar aku bisa mendengar suaramu kapanpun aku mau.
Tidurlah.. selamat malam
Lupakan sajalah aku
Mimpilah dalam tidurmu
Bersama bintang…
(Drive - bersama bintang)
Aku baru tau ternyata kamu mahir menyanyi sayang. Aku harap kamu terus datang kemimpiku ya, seperti malam-malam kemarin. Kamu pernah bilang kamu selalu merindukanku setiap saat. Lalu apa sekarang kamu merindukanku? Jemputlah aku…

            Bunga sayang, mungkin percuma aku menyesalinya sekarang. Keterlambatanku, kebodohanku terlalu menyepelekan  perhatianmu setiap hari. Tak ada wanita sebaik kamu, Bunga. Tak ada yang sesabar kamu. Terus terang aku dihantui rasa bersalah karena selalu mengabaikan perhatian dan support darimu. Aku kira aku tak butuh itu semua. Tapi nyatanya aku lemah tak bersemangat tanpa supportmu. Ternyata aku membutuhkan perhatian itu. Ternyata aku merindukan telepon dan sms-sms mu yang dulu kuanggap sepele. Aku begitu bukan berarti aku tak mencintaimu, Bunga.

            Ini, Bunga terakhir untukmu Bunga. Yang kupersembahkan kepada yang terindah sebagai satu tanda cinta untukmu, seperti lagu. Aku menatap nanar nisan didepanku yang bertuliskan Bunga Tirani, meninggal 7 hari yang lalu. Semoga kamu tenang disana. Aku selalu mengirimimu do’a lima kali sehari, merengkuhmu hanya dalam do’a.

Besok kamu ulang tahun. Ini ada hadiah, sebuah bunga untukmu, Bunga.
Selamat ulang tahun.

Monday, July 29, 2013

lirik lagu Peterpan - Cobalah mengerti

Aku takkan pernah berhenti
Akan terus memahami
Masih terus berfikir
Bila harus memaksa
Atau berdarah untukmu
Apapun itu asalkan
Mencoba menerimaku

Dan kamu hanya perlu terima
Dan tak harus memahami
Dan tak harus berfikir
Hanya perlu mengerti
aku bernafas untukmu
jadi tetaplah disini
dan mulai menerimaku

reff:
cobalah mengerti
semua ini mencari arti
selamanya takkan berhenti
inginkan rasakan
rindu ini menjadi satu

biar waktu yang memisahkan

lirik lagu Dewa - Risalah Hati


Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
Jiwaku berbisik lirih
Ku harus milikimu

                Reff:
Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku
Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karna telah terbiasa

Simpan mawar yang ku beri
Mungkin wanginya mengilhami
Sudikah dirimu untuk kenali aku dulu
Sebelum kau ludahi aku
Sebelum kau robek hatiku


(ini buat kamu, yang tersayang :') )

lirik lagu Ungu - Aku Bukan Pilihan Hatimu

Jika memang diriku
Bukanlah menjadi pilihan hatimu
Mungkin sudah takdirnya
Kau dan aku takkan mungkin bersatu

Harus slalu kau tau
Ku mencintamu disepanjang waktuku
Harus slalu kau tau
Semua abadi untuk slamanya

            Reff :
Karena ku yakin cinta dalam hatiku
            Hanya milikmu sampai akhir hidupku
            Karena ku yakin disetiap hembus nafasku

            Hanya dirimu satu yang slalu ku rindu

BEDA !

Hatimu, hatiku, beda…
Cintaku, cintamu, beda
Rasamu, rasaku, beda
Rinduku, rindumu, beda
Harapku, harapmu, beda
Aku dan kamu berbeda…
Aku iya, kamu tidak.
Kamu marah, aku tidak
Aku menangis, kamu tersenyum
Aku dan kamu sekarang berbeda…

kenapa aku bukan lagi aku?
dan
kamu bukan lagi kamu?

atau kenapa tidak mencoba
bagaimana rasanya jadi aku?
dan
bagaimana rasanya jadi kamu?

Kenapa harus berbeda ?
Kenapa harus seperti ini ?
Kenapa berubah?
Mengapa tak lagi sama?
Semuanya serba beda !
ini tidak lucu !